Leukemia limfositik kronis
Leukemia limfositik kronis (CLL) adalah jenis kanker yang menyerang darah dan sumsum tulang. Penyakit ini berkembang perlahan dan terutama berdampak pada jenis sel darah putih tertentu yang disebut limfosit, yang berperan penting dalam melawan infeksi. CLL umumnya menyerang orang lanjut usia, dan walaupun beberapa orang mungkin tidak menunjukkan gejala awal, orang lain mungkin mengalami pembesaran kelenjar getah bening, kelelahan, demam, sakit perut, berkeringat di malam hari, penurunan berat badan, dan seringnya infeksi.
GEJALA
- Kelenjar getah bening yang membesar dan tidak nyeri
- Kelelahan
- Demam
- Sakit perut
- Keringat malam
- Penurunan berat badan
- Sering terjadi infeksi
Kapan harus ke dokter: Jika Anda mengalami tanda dan gejala yang mengkhawatirkan, penting untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan Anda.
PENYEBAB
Penyebab pasti CLL tidak diketahui; Namun, diyakini melibatkan mutasi genetik pada sel penghasil darah. Mutasi ini menyebabkan produksi limfosit abnormal yang menumpuk di darah dan organ, sehingga mengganggu fungsi sel normal. Penelitian yang sedang berlangsung bertujuan untuk menjelaskan mekanisme tepat yang mendasari pengembangan CLL.
FAKTOR RISIKO
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko CLL termasuk usia (biasanya didiagnosis pada individu berusia di atas 60 tahun), jenis kelamin laki-laki, ras kulit putih, riwayat kanker darah dalam keluarga, dan paparan bahan kimia tertentu seperti herbisida. Agen Oranye yang digunakan selama Perang Vietnam juga dikaitkan dengan peningkatan risiko CLL.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang terkait dengan CLL termasuk infeksi yang sering terjadi, transformasi menjadi bentuk kanker yang lebih agresif yang dikenal sebagai sindrom Richter, peningkatan risiko kanker lain seperti kanker kulit, dan kelainan sistem kekebalan yang menyerang sel darah merah atau trombosit.
PERTANYAAN
- Apa saja gejala umum leukemia limfositik kronis?
Pembesaran kelenjar getah bening, kelelahan, demam, sakit perut, keringat malam, penurunan berat badan, sering infeksi.
- Apa saja faktor risiko terjadinya leukemia limfositik kronis?
Usia di atas 60 tahun, jenis kelamin laki-laki, ras kulit putih, riwayat kanker darah dalam keluarga, paparan bahan kimia tertentu seperti herbisida.
- Bagaimana leukemia limfositik kronis didiagnosis?
Tes darah untuk menghitung sel dan menentukan jenis limfosit; aliran sitometri untuk analisis sel; IKAN untuk kelainan genetik; tes tambahan seperti biopsi sumsum tulang dapat dilakukan.
- Apa saja potensi komplikasi leukemia limfositik kronis?
Infeksi yang sering terjadi, transformasi menjadi bentuk kanker agresif seperti sindrom Richter, peningkatan risiko kanker lainnya.
- Apa saja pilihan pengobatan untuk leukemia limfositik kronis?
Menunggu dengan waspada untuk tahap awal; kemoterapi dan terapi obat yang ditargetkan untuk tahap menengah / lanjut; transplantasi sel induk sumsum tulang dalam kasus-kasus tertentu.
- Bagaimana pasien dapat mengatasi leukemia limfositik kronis?
Mencari dukungan dari penyedia layanan kesehatan, keluarga / teman; bergabung dengan kelompok pendukung; terlibat dalam kegiatan santai; tetap terinformasi tentang penyakit ini.
- Apakah ada perubahan gaya hidup yang dapat membantu mengatasi leukemia limfositik kronis?
Menghindari infeksi dengan menjaga praktik kebersihan yang baik; mengurangi risiko kanker kedua dengan menerapkan gaya hidup sehat; menghadiri semua janji medis secara teratur.
- Apakah ada pengobatan alternatif untuk leukemia limfositik kronis?
Tidak ada pengobatan alternatif yang terbukti dapat menyembuhkan CLL; beberapa terapi dapat membantu mengatasi kelelahan yang dialami pasien.
- Apa yang harus dipertimbangkan pasien sebelum mencoba pengobatan alternatif untuk CLL?
Konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan sebelum mencoba terapi alternatif karena potensi interaksi dengan obat-obatan dan efek sampingnya.
- Bagaimana pasien dapat memperoleh dukungan saat menghadapi leukemia limfositik kronis?
Hubungi keluarga/teman untuk mendapatkan dukungan emosional; pertimbangkan untuk bergabung dengan kelompok pendukung; jelajahi strategi penanggulangan seperti teknik relaksasi atau layanan konseling.